Persahabatan Yang Berakhir dengan Kesedihan



Dia adalah perempuan yang cerdas, penuh semangat, pantang mundur dalam melakukan sesuatu, dan yang paling penting dia adalah seorang perempuan yang mandiri.  Kalau tentang fisik, dia lumayan cantik, kulitnya sawo matang, manis dan penuh senyum. Setiap orang yang dekat dengan dia, pasti merasa nyaman dan betah, karena dia juga pandai membuka pembicaraan dan membuat percakapan mengalir seperti alir dan mengasyikkan.
Dia bernama Arifah Ichsan Jani, dia dipanggil Rifah. Dia masih duduk di bangku kelas dua SMA, di salah satu sekolah favorit di kota tempat dia tinggal.
Di sekolah dia memiliki banyak teman tapi hanya satu sahabat. Sahabatnya bernama Fila. Mereka telah bersahabat sejak duduk dibangku SMP.
***
Pagi itu, begitu indah, walau semalam hujan turun begitu deras, tapi pagi ini cerah, secerah perasaan Rifah di pagi hari yang cerah.
“Ma.. hari ini, Rifah ga usah bawa mobil yah! Lagian di luar, suasananya lagi enak buat jalan!”
“Ia, sayang, terserah kamu aja!” kata mamanya                                                                    
“Kalau gitu, Rifah pergi sekolah dulu ya ma”
“Ia sayang, hati-hati yah!”
***
Di sekolah, Rifah bertemu dengan sahabatnya Fila. Mereka berdua memang sangat akrab, dimana ada Rifah, disitu pasti ada Fila. Pokoknya mereka berdua itu, kompak banget. Tapi sebenarnya mereka berdua itu adalah sosok cewe yang benar-benar berbeda. Mungkin kalau Rifah, itu mudah berinteraksi dengan orang lain, mandiri dan periang. Tapi lain dari Fila, Fila adalah seorang cewe yang tidak gampang kenal sama orang, dia sosok cewe yang mudah rapuh, dan pendiam.  Mungkin, kalau tidak ada Rifah, Fila akan rapuh dan terus terpuruk oleh keadaan dan hatinya sendiri, Rifah bagai nafas di hidup Fila. Fila adalah anak tunggal, ibunya telah meninggal sejak dia duduk dibangklu kelas satu SMP, disitulah dimulainya, perasaan rapuh yang sampai sekarang dia rasakan.
“Hay, say, kok ga masuk kelas sih” sapa Rifah
“Ga, saya tungguin kamu!” jawab Fila dengan suara yang penuh kelembutan
“Oh gitu, yah udah, kita masuk yuk!”
Mereka masuk kelas, dan tidak lama kemudian, guru Kimia mereka telah datang, mereka pun belajar. Kimia adalah mata pelajaran yang disukai oleh Fila, kalau sedang belajar Kimia, Fila bisa melupakan kerapuhan yang dia rasakan karena ibu Fila adalah seorang ahli kimia, dan sebelum ibu Fila meninggal, dia telah dititipkan nasehat agar rajin belajar dan menjadi seperti dirinya.
Empat jam telah berlalu, dua mata pelajaran telah terlewati, dan sekarng wakutnya istirahat. Di kantin, Rifah dan Fila, makan Bakmie kesukaan mereka. Pas makan, mereka di datangi oleh sesosok cowo yang misterius, dia adalah cowo yang terkenal cool, tidak banyak bicara dan jarang mengajak orang lain senyum apalagi bicara. Namanya Ramon. Tapi hari ini, ada yang aneh, dengan dia,
“hai, boleh duduk di sini?” kata nya
“B..b..oleh” kata Fila, denga nada gugup
Itu salah satu, kekurangnnya Fila, kalau duduk didekat cowo, dia itu pasti gugup dan susah ngeluarin kata-kata dari bibir tipisnya.
“Boleh lah, duduk disisni gratis kok, ga bayar!” kata Rifah ceplos.
Selama beberapa menit mereka makan, tidak ada satupun kata yang terucap dari mulut mereka bertiga, tapi karena Rifah, cewe yang ga bias diam, jadi dia yang ngebuka pembicaraan,
“Hai… kalian itu ga bosan apa? Dari tadi diam aja!”
“…………” Fila dan juga Ramon tanpak diam, dan menatap Rifah dengan tatapan kosong
“Okey…Okey… kalau aku ganggu kalian, aku pergi aja deh!” kata Rifah
“Jangan…” mereka sekali lagi bersamaan
“Yah udah, tapi ga usah bersamaan gitu dong ngomongnya!”
“Kalau boleh tau, kalian itu sahabatan sejak kapan! Soalnya kalian itu adalah dua makhluk Tuhan paling…..” ucap Ramon, tapi tiba-tib putus karena Fila memotong
“Paling seksi maksudnya!”
“Ga lah!!! Tapi boleh sih! Tapi maksudku, kalian makhluk Tuhan yang selalu terlihat bersahabat dan saling sayang satu sama lain! Pokoknya kalian Soulmate deh!” lanjut Ramon
Dalam hati Rifah berfikir
“Ini cowo tenyata……!! Kirain benar-benar ga banyak omong dan apapaun yang dikeluarkan dari mulutnya berguna, penuh arti dan ga mudah dimengerti, eh ternyata kata-katanya sama, sama kita-kita!
Krenggggggggggggg
Bel bunyi, tanda semua siswa harus kembali menuntut ilmu, sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan tiap hari dan setelah istirahat seperti sekarang!
“Eh, saya duluan yah ke kelas, cos kelas aku diatas, so harus cepat naiknya, nanti bisa-bisa aku dimarahin lagi ma guru, apalagi yang mau masuk itu, Ibu Zahrah” kata Ramon
“Okey” kata Rifah dan Fila
***
Setelah pertemuan itu, mereka bertiga menjadi akrab dan saling melindungi satu sama lain, antara Rifah, Fila dan Ramon.  Mereka telah berteman hamper dua tahun, mereka bertiga memangu seumur, tapi bedanya Ramon ada di kelas lain, tidak sekelas denganmereka berdua. Semenjak itu pula keakraban mereka bagaikan saudara. Mereka sering pergi ke rumah masing-masing. Sampai-sampai orang tua mereka juga ikut akrab dan tiap sebulan sekali mengadakan pertemuan, seperti keluarga beneran. Maklumlah orang tua mereka itu, semuanya adalah anak satu-satu, jadi keluarga mereka kecil.
***
Hari itu hari minggu dan hari itu adalah hari dimana mereka semua berkumpul, tapi ada yang aneh dalam pertemuan mereka karena keluarganya Ramon ga datang, padahal merekalah yang selalu antusias untuk mengadakan pertemuan seperti ini.
“Fil, Ramon dan keluarganya kok belum datang-datang juga sih???” kata Riifah
“Iya nih… ga biasanya deh Ramon kaya gini” sambut Fila
“Fil, kamuj telpon dia dong…..”
“Ga ah…”
“Kamu aja deh”
“Mangnya kenapa sih, kita kan sahabatan udah lama, masa kamu nelphon aja masih malu-malu gitu sih”
“Ga tau lah!”
Mereka sudah menunggu lama tapi keluarga Ramon, belum juga datang. Jadi mereka memulai dan menyelesaikan acara itu tanpa keluarga Ramon.
***
Besok pagi di sekolah, Rifah dan Fila, buru-buru mencari Ramon dikelasnya, tapi ternyata Ramon belum juga datang, begitu juga waktu istirahat, kata teman kelas Ramon sih, ramon ga ke sekolah dan tidak ada keterangan gitu dari orang tuanya.
Karena Ramon tidak pergi sekolah Rifah dan fila memutuskan untuk ke rumah Ramon, sepulang sekolah nanti.
Di rumah Ramon.
“Assalamu alaikum” salam Fila
“Walaikum salam” suara dari dalam rumah Ramon
Yang membuka pintu, ternyata pembantunya Ramon, Rifah dan Fila dapat informasi dari pembantunya, kalau sudah sebulan ini, Ramon selau pergi cek-up ke dokter, tapi pembantunya ga tau penyakit apa yang diderita oleh Ramon, tapi kata pembantunya, ramon itu hanya bisa makan sayur-sayurran saja, ga makan nasi dan juga daging dan selau kelihatan pucat dan lelah.
Kalau menurut Rifah sih, kayaknya Ramon itu punya penyakit Ginajl deh, tapi itu hanya perkiraan Rifah aja. Dan lebih jelasnya lagi, Rifah dan Fila akan nginap di rumah Ramon, sampai ramon dan orang tuanya datang dari cek-up, maklum sampai jam 9 ini, ramon dan orang tuanya juga belum datang.
 ***
Pagi pagi sekali Fila sudah bangun, tapi Rifah belum bangun. Sebelum Rifah bangun, ternyata fila sudah bertemu dengan Ramon, mereka sempat bercerita banyak tentang penyakit Ramon, tapi Ramon tidak ingin Rifah tau tentang semua ini karena Ramon tidak ingin Rifah sedih memikirkan dirinya, Ramon memang lebih akrab dengan Rifah dari pada Fila, jadi dia masih belum tega melihat sahabatnya yang begitu periang, menjadi sedih hanya karena dirinya dan penyakitnya. Fila sangan mengerti hal itu. Dan sejak itu pula ramon dan Fila lebih akrab lagi dan itu membuat Rifah menjadi curiga dengan mereka.
Setelah beberapa bulan, Ramon berobat jalan, Ramon belum juga mengalami perubahan, bahkan Ramon semakin parah dan butuh donor ginjal, karena susah mendapatkan donor ginal, jadi Ramon semakin hari semakin parah dan dia harus dirawat di rumah sakit. Tapi setelah mereka selesai ujian nasional dan sekolah.
Tanpa Ramon dan fila tahu dan sadari, ternyata Rifah juga menderita penyakit yang lebih parah dari Ramon, dia menderita leokimia tapi disaat dia harus melawan penyakit yang mematikan itu, dia harus sendiri, karena sekarang dia ada di luar negeri, tepatnya di Perancis. Dia bukan berlibur tapi harus menghilangkan penyakit yang bersarang di dalm dirinya.
“Mam… apa saya masih bisa kembali ke Indonesia, karena saya rindu sekali sama Fila dan juga Ramon, apalagi Ramon kan sakit ma, apa Ramon sudah sembuh ma???”
“Sayang,… kamu jangan memikirkan apa-apa dulu, besok pasti mama akan nelpon Fira untuk menanyakan semua itu! Kamu istirahat saja dulu! Okey!”
‘Tapi mama janji yah!?”
***
Setelah dua bulan, Arifah dirawat dan melakukan pemeriksaan ini itu oleh pihak dokter yang luar biasa disana, akhirnya Arifah kembali ke Indonesia.
Tapi siapa yang menyangka setelah pulang dari berobat di luar negeri sana, Arifah mendapat berita kalau Ramon telah meninggal seminggu yang lalu, sedangkan Fila telah pindah rumah karena Fila ikut dengan papanya yang mendapat kenaikan pangkat dan harus pindah ke luar negeri. Arifah memang tidak tahu semua berita itu, karena memang sewaktu di luar negeri selama Arifah berobat, hubungan antara Ramon, Fila dan Arifah tidak berjalan seperti biasanya, karena Ramon dan Fila telah berganti nomor.
Saat Arifah mendengar semua berita yang tidak dia duga sebelumnya, dia semakin terpuruk, dia selalu berfikir
“Untuk apa aku sembuh jika hanya akan berpisah dan tidak dapat lagi bertemu dengan orang-orang yang pernah menemani hidup dan telah menjadi sahabatnya beberapa tahun belakangan ini”
***
Tapi waktu tetap berjaaln walau Arifah telah sendiri tanpa sahabat-sahabatnya dan dia harus melanjutkan hidup agar Ramon dapat bangga dan melihatnya berhasil karena sebelum meninggal Ramon menitipkan surat untuk Arifah, agar di tetap bersemangat dan tidak pantang menyerah.
“Apapun yang kau hadapi di dunia ini, sepahit apapun itu, kau tidak boleh terus-terus melihat hal itu dan mengenangnya tapi cobalah untuk memperbaikinya dan menjadi bebarti dan menjadi pelajaran untuk hidup mu yang akan datang”
Thankz untuk semuanya sahabatku.

dila.14 (^_^/:)

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Daerah nya Aku Sayang Kamu

Apa sih PMS itu ??

Tanggal Sebelas Oktober Duaribuduabelas